Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Muhammadiyah di Kalimantan Selatan berdiri di mulai dari Alabio Kabupaten Hulu Sungai Utara pada tahun 1925 yang dipelopori H. M. Japeri dan H. Usman Amin.
Setelah berdiri di Alabio, Muhammadiyah barulah menyebar ke seluruh
Kalimantan Selatan, yaitu Kandangan pada tahun 1931 yang dipelopori H.
Karim dan Bey Arifin, Martapura tahun 1932 yang dipelopori Hasan Corong,
Abdullah bin Saif dan Ali Mubarok, Banjarmasin tahun 1932 yang
dipelopori oleh H. Bustami, H. Amin dan H. M. Yasin, Marabahan tahun
1939 dipelopori oleh Tambi Hasan, Tanjung: Haruai 1934 yang dipelopori
oleh Amir Hasan, dan Kelua dipelopori oleh H. Basri, H. Abdul Hamid, dan
Awang Martaguna. Di Rantau Muhammadiyah berdiri tahun 1927 dipelopori
oleh Kepala Desa (Pembakal) Juhri, Matlima dan Abdul Samad, Pagatan
Batu Licin tahun 1964 yang dipelopori oleh Abd Rahim Gani dari
Makassar, dan Pelaihari tahun 1963 dipelopori oleh Pransyah.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan berdiri tahun 1932 yang dipelopori oleh Zam Zam Aidit yang sekaligus merupakan pimpinan wilayah Muhammadiyah pertama (1932-1936). Pimpinan wilayah selanjutnya dipimpin oleh K. H. Abdullah Tjorong (1936-1946), K. H. M.Hasan Tjorong (1946-1957), H.. Amran Abdullah ((1957-1972), H. Gusti Abdul Muis (1972-1992), H. Abdul Chalik Dahlan (1992-1997), Drs. Abdul Rivai (1997-2000), Drs. H. Muhammad Ramli (2000-2005), Drs. H. Adijani Al-Alabij, SH (2005-2010). Adapun penyebaran pengembangan Muhammadiyah di Kalimantan Selatan melalui bebarapa saluran seperti saluran pendidikan, saluran perdagangan, saluran amal usaha, dan organisasi otonom Muhammadiyah.